Review Film "Before the Flood"

 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Halo teman-teman semua, bagaimana kabarnya nih? Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan serta segala urusan kita juga dilancarkan ya. Enggak terasa dah lama juga aku enggak nulis di blog lagi, karena pusing bagi waktu buat kuliah sama kegiatan lain huhu. Ini juga nulis terpaksa karena tugas kuliah hehe. Enggak apa-apa, yang penting setidaknya aku jadi nulis lagi di blog lagi deh xixi.


Sebelumnya aku mau nyeritain pengalaman yang aku alami hari ini sih. Di hari ini, jadwal aku datang ke laboratorium yang ada di kampusku buat praktikum. Dan singkat cerita, akhirnya kelar deh praktikum yang aku lakukan. Pas keluar dari lab, aku lihat cuaca panas banget. Akhirnya aku mutusin buat pergi ke minimarket untuk beli minum berhubung aku lupa bawa minum. Begitu aku kelar beli minum dan keluar dari minimarket, eh enggak taunya ternyata di luar udah hujan dong. Aku kaget banget. Padahal tadi cuacanya panas banget.

Source: foto pribadi

Cuaca sekarang ternyata enggak bisa ditebak ya teman-teman. Teman-teman sadar enggak sih, kalo hal ini itu terjadi karena salah satu dampak dari perubahan iklim? Ngomong-ngomong soal perubahan iklim nih, lewat blog ini aku mau review sebuah film dokumenter lingkungan, yang juga bahas kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Judul filmnya itu adalah Before the Flood. Film ini dibintangi oleh aktor ternama, yakni Leonardo DiCaprio.



Film ini bercerita tentang kisah Leonardo ketika menjelajah berbagai tempat untuk mengetahui penyebab dari kerusakan lingkungan yang saat ini sedang terjadi. Diawali dari perjalanan Leonardo yang mengunjungi museum alam. Di sana ia melihat daftar hewan-hewan yang telah punah. Lalu di film ini Leonardo jadi sadar bahwa sebagian ekonomi kita didapatkan dari penjualan bahan bakar fosil, yang tidak dapat diperbaharui. Di film ini juga diceritakan bahwa Leonardo juga mendapatkan fakta bahwa pemanasan global akibat perubahan iklim menjadi salah satu masalah penting bagi kita dan harus kita temukan pencegahannya. Nah karena itulah kita perlu mencari penyelesaian dari masalah ini. Jika kita terus membiarkan masalah pemanasan global ini, akan banyak sekali dampak yang terjadi yang akan kita rasakan.


Dalam film ini dijelaskan bahwa perubahan iklim menyebabkan suhu bumi mengalami kenaikan menjadi semakin panas. Tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi daerah di Kutub Utara atau Selatan. Karena ketika suhu bumi mengalami kenaikan, hal ini pastinya akan membuat suhu bumi menjadi panas dan tentunya, es-es yang ada di daerah Kutub Utara atau Selatan tentunya akan mencair. Dan sayangnya kita enggak sadar bahwa sebenarnya secara tak langsung dengan mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan sangat membawa dampak buruk pada kehidupan kita. Dengan mencairnya es-es yang ada di kutub ini, tentu tak akan ada lagi air yang tersimpan di es. Akibatnya, cairan es tadi mengalir ke laut, yang jika terjadi secara terus-menerus, hal ini tentu bisa membuat air laut naik ke permukaan dan menyebabkan daratan mengalami banjir. Peristiwa ini juga biasa kita kenal dengan sebutan banjir rob.


Dan dari film ini aku juga belajar, banyak sekali kerusakan yang diakibatkan oleh keserakahan manusia. Berapa banyak hutan, salah satunya hutan hujan tropis yang ditebangi hanya demi membangun sebuah perusahaan untuk memproduksi sebuah minyak atau dimanfaatkan kayunya untuk bahan baku bangunan? Contohnya bisa kita lihat berbagai hutan yang ada dI Indonesia. Ada berapa banyak hutan yang habis digunduli hanya untuk membuka lahan sawit? Banyak sekali kerugian dari ditebangnya hutan-hutan ini. Hewan-hewan jadi kehilangan habitatnya, dan kita pun jadi kehilangan salah satu sumber penyerap karbon yang bisa membantu kita mengurangi emisi gas rumah kaca.


Dan hal menarik yang bisa aku pelajari dari film ini adalah bahwa ketika kita memakan junk food, salah satunya burger, bisa menambah emisi gas rumah kaca. Kenapa bisa begitu? Film ini menyadarkan aku bahwa saat kita memakan burger, kan isinya ada daging. Saat proses pembuatan daging tersebut, ternyata berperan dalam menyumbang emisi gas rumah kaca. Sebab, daging burger tersebut dibuat dari daging sapi, yang dimana kotoran daging sapi ini bisa menjadi gas metana yang berpeluang dalam menambah emisi gas rumah kaca di Indonesia.


Dari film ini aku mengambil hikmah bahwa tanpa kita sadari, keserakahan kita bisa sangat membawa dampak buruk bagi alam. Tinggal kita yang memilih apakah kita akan terus membiarkan masalah kenaikan suhu global ini terus berlanjut? Atau terus berupaya untuk melakukan pencegahan. Karena ada banyak sekali hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya perubahan iklim. Sesederhana menaiki tranportasi umum untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, atau mengurangi untuk memakan makanan junk food. Nah tinggal kita sendiri, apakah mau melakukan perubahan, atau terus diam di tempat membiarkan masalah perubahan iklim terus terjadi?


Comments

Popular posts from this blog

Pertemuan dan Petualangan

The Behind Story of Mudik 2023

Merayakan Iduladha Sebagai Momentum Pengorbanan Untuk Diri dan Bumi