“PERAN BANK SAMPAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi kasus: Bank Sampah Dipo Menteng Atas)

Bank Sampah adalah tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah tersebut, nantinya akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat Pengepul Sampah. Pengelolaan Bank Sampah menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Bank Sampah dibuat dengan menerapkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa prinsip pengelolaan sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yang artinya mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah sampah. Dengan permasalahan sampah di Indonesia yang semakin pelik, keberadaan bank sampah dapat menjadi solusi dalam mengatasi sampah dengan pengumpulan sampah dan pengolahan sampah.


Bank Sampah berdiri karena adanya keprihatinan masyarakat akan lingkungan hidup yang semakin lama semakin dipenuhi dengan sampah baik organik maupun anorganik. Sampah yang semakin banyak tentu akan menimbulkan banyak masalah, sehingga memerlukan pengolahan seperti membuat sampah menjadi bahan yang berguna. Lewat Bank Sampah ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani sampah dan meningkatkan ekonomi masyarakat.


Tujuan utama didirikannya bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah dan tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank Sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan memiliki nilai bagi masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi tentang peran Bank Sampah dalam pemberdayaan masyarakat dengan studi kasus Bank Sampah Dipo di kawasan Menteng Atas, Jakarta Selatan.



Bank Sampah Dipo didirikan pada 2 Februari 2019, berlokasi di jalan Menteng Pulo Ujung, Menteng Atas. Bank Sampah ini didirikan juga berlatar belakang dari permasalahan sampah yang sangat mengganggu kenyamanan penduduk, dan kekhawatiran potensi pencemaran lingkungan yang akan muncul jika sampah ini tidak terkelola dengan baik.


Saya pun mewawancarai salah satu petugas Bank Sampah Dipo, namanya ada Pak Makmur. Ada banyak sekali info yang saya dapatkan tentang Bank Sampah ini. Untuk sistematis penyetoran sampah, beliau menuturkan bahwa masyarakat bisa mengumpulkan dan memilah sampah terlebih dahulu dari rumah, baru masyarakat menyetorkan sampahnya ke Bank Sampah. Sampah yang sudah disetorkan tadi kemudian ditimbang beratnya lalu dapat ditukarkan dengan uang sesuai dengan berat sampah yang sudah dikumpulkan.


Untuk jenis sampah yang ada di Bank Sampah ini ada sampah organik dan anorganik. Karena juga Bank Sampah Dipo ini juga menjadi TPS (Tempat Penampungan Sementara) sebelum sampah diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Umumnya, jenis sampah yang disetorkan oleh nasabah adalah jenis sampah anorganik seperti galon sekali pakai, botol air mineral, dan kardus.




Di awal pendirian Bank Sampah ini, pihak Bank Sampah melakukan edukasi kepada warga sekitar, baik tentang cara mengolah dan memilah sampah organik dan anorganik. Lalu penjelasan tentang teknis penyetoran sampah. Dari Pak Makmur, saya mendapat info total nasabah Bank Sampah Dipo saat ini mencapai kurang lebih 70 orang. Untuk sampah yang disetorkan masyarakat tadi, akan digolongkan sesuai jenisnya kemudian akan dibawa ke tempat pengelolaan sampah.

Selain petugas, saya juga mewawancarai 2 narasumber lainnya, yaitu ada Pak Agus yang merupakan salah satu penduduk di sekitar Bank Sampah ini. Tanggapan beliau tentang adanya Bank Sampah ini sangat membantu sekali. Selain mempermudah masyarakat dalam mengelola sampahnya, beliau juga menuturkan manfaat lainnya adalah membuat lingkungan di sekitar Bank Sampah ini menjadi lebih bersih dan terkelola dengan baik. Hal ini dikarenakan sejak didirikannya Bank Sampah Dipo ini membuat warga semakin sadar untuk peduli dengan permasalahan sampah.

"Untuk sistem penyetoran sampahnya menurut saya cukup mudah. Karena kita hanya tinggal mengumpulkan sampah dari rumah, lalu sampah yang kita bawa ditimbang sama petugas, lalu kita akan mendapatkan uang sesuai jenis dan berat sampah yang kita bawa", ujar Pak Agus.


Selanjutnya saya juga mewawancarai Pengepul yang juga menjadi salah satu Penyetor Sampah di Bank Sampah ini, nama beliau adalah Pak Adi. Sama seperti Pak Makmur, beliau pun juga banyak merasakan manfaat dari keberadaan Bank Sampah Dipo ini. 


"Adanya Bank Sampah ini bener-bener ngebantu saya banget. Selain sistem penyetorannya yang gampang, saya jadi ga perlu capek-capek lagi bawa bawaan (sampah yang dikumpulkan) saya. Saya jadi bisa bolak-balik nukerin bawaan saya ke Bank Sampah ini. Bener-bener ngebantu saya karena lumayan, setidaknya bisa mencukupi kebutuhan hidup saya", tutur Pak Adi.

 

Pak Adi dan Pak Makmur pun juga memiliki harapan yang sama tentang Bank Sampah Dipo ini. Mereka berharap semoga Bank Sampah ini bisa terus ada dan semakin berkembang juga program-program yang ada, yang bisa memberikan kebermanfaatan bagi warga dan lingkungan sekitar Bank Sampah Dipo ini. 

 





Comments

Popular posts from this blog

Pertemuan dan Petualangan

The Behind Story of Mudik 2023

Merayakan Iduladha Sebagai Momentum Pengorbanan Untuk Diri dan Bumi