Alasan Mengapa Krisis Iklim Begitu Menakutkan dan Bisa Mengacaukan Kehidupan
Tepat 3 Maret 2022, bertepatan juga pada moment Jeda Iklim Global a.k.a Global Climate Strike 2023, aku mau berbagi keresahan yang aku alami dan rasakan akibat dari adanya krisis iklim lewat tulisan disini. Ya, hari ini aku melihat dan merasakan langsung bagaimana krisis bisa se-begitu menakutkan juga mengacaukan berbagai lini kehidupan makhluk hidup di bumi, tak terkecuali juga dengan manusia. Btw guys, Global Climate Strike merupakan sebuah gerakan atau aksi yang dilakukan untuk menyuarakan persoalan atau permasalahan akibat perubahan iklim. Dimana semua orang berkumpul untuk menyampaikan aspirasi ataupun membagikan keresahan yang mereka rasakan akibat perubahan iklim. Gerakan ini dimulai saat seorang aktivis lingkungan Swedia, yakni Greta Thunberg melakukan unjuk rasa di depan gedung parlemen Swedia. Saat melakukan aksi itu Greta Thunberg masih berusia 15 tahun guys. Keren banget ga sih, masih di usia yang semuda itu sudah berani bersuara melawan kerusakan yang mengancam lingkungan hidup yang menjadi tempat tinggal kita.
Ohiya aku jadi inget deh, pas pagi hari waktu mau pergi ke kampus, langit masih terlihat cerah dan cuaca pun masih terasa sangat panas. Tapi melihat beberapa hari terakhir, hujan bisa tiba-tiba datang tanpa diprediksi, membuat aku juga menduga bahwa siang di hari ini kemungkinan hujan pasti akan turun. Dan ya, ternyata tebakanku benar. Langit Jakarta siang ini pun juga diselimuti oleh awan hitam yang tebal dan berteman dengan derasnya air hujan. Aku yakin, pasti banyak yang heran dan bertanya-tanya intensitas hujan pada bulan Februari semakin meningkat. Pasti banyak yang bertanya-tanya kok bisa cuaca pada beberapa hari terakhir menjadi labil (dari yang awalnya cerah tiba-tiba mendung lalu hujan, atau tiba-tiba hujan saja)?!
Sama seperti orang-orang kebanyakan, dulu aku pun merasa heran melihat kondisi cuaca yang beberapa tahun belakangan susah untuk diprediksi. Tak jarang juga aku bertanya,
"Ada apa dengan bumi ini?
"Apa yang mengakibatkan semua kondisi ini terjadi?'
"Kok bumi makin lama makin panas ya?"
...
Pertanyaan itu dulu sering kali menghampiri pikiranku sampai akhirnya aku menemukan satu alasan yang menghentikan pencarian jawaban dari pertanyaan alasan di balik terjadinya semua ini. Ya, krisis iklim, menjadi kunci jawaban di balik pertanyaan yang dulu sempat menghampiri isi kepala ku. Hujan deras atau cuaca ekstrem yang melanda di bulan Februari ini tanpa kita sadari juga menjadi salah satu dampak dari terjadinya krisis iklim. Memang sebenarnya faktor utama cuaca ekstrim yang terjadi beberapa hari terakhir ini memang dikarenakan akibat dari meningkatnya pembentukan badai atau siklon tropis pada beberapa wilayah. Tapi berdasarkan riset terbaru dari BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional), ternyata adanya efek perubahan iklim menjadi faktor utama yang menyebabkan intensitas dari siklon atau badai tropis semakin kuat.
"Alah... palingan cuman panas doang kok"
"Lagian cuman hujan deres aja"
"Cuman cuaca aja kali yang jadi berubah-ubah dan susah diprediksi kayak ABG labil" :v
Eitsss... jangan salah. Ternyata enggak se-simple yang kita bayangkan kawan-kawan. Ya, tanpa kita sadari ternyata masalah dari adanya krisis iklim ini jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan. Dari krisis iklim bisa menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam seperti krisis air, kekeringan, banjur akibat intensitas hujan yang meningkat drastis, dan masih banyak bencana yang lainnya. Dan bisa kita lihat di siaran berita bukan ada berapa banyak orang yang menjadi korban dari bencana akibat krisis iklim yang tengah mengancam kehidupan kita.
Hmmm, hampir aja kelewatan inti cerita yang mau aku sampein kali ini. Mungkin sekilas yang kita lihat cuman bencana seperti banjir, cuaca menjadi lebih ekstrem yang menjadi semakin panas atau semakin diguyur hujan deras setiap harinya. Tanpa kita sadari ternyata dampak dari adanya krisis iklim ini bahkan jauh lebih besar dari yang kita sadari. Coba lihat, ada berapa banyak orang yang terpaksa menyelamatkan harta bendanya ketika banjir menerpa rumahnya. Ada berapa pulau yang akhirnya menjadi hilang dan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Ada berapa banyak petani yang terpaksa gagal memanen hasil pertaniannya dikarenakan cuaca yang berubah tak menentu dan susah diprediksi?
Dan berbagai rentetan-rentetan masalah akibat perubahan iklim lainnya...
Well, kalau melihat rentetan-rentetan masalah di atas, rasanya agak sulit meyakini bahwa semua itu merupakan salah satu dampak dari adanya krisis iklim. Oke, di paragraf ini aku mau berbagi cerita dampak dari adanya krisis iklim yang kelihatannya "sepele", tapi ternyata membawa dampak yang begitu besar di luar perkiraan kita. Ya, seperti yang kita tahu bukan, dari bulan Februari sampai sekarang, bumi kita terus diselimuti oleh hujan deras. Bahkan enggak jarang bisa satu harian penuh hujan yang deras menemani hari-hari kita. Tadi waktu gua nunggu busway pas mau balik ke kost-an, biasanya gua cuman perlu nunggu paling lama sekitar 5-10 menit kalo busway-nya belum mangkal atau ngetem di stasiun. Pas nunggu aku juga khawatir kalo busway yang aku tunggu enggak bakalan dateng. Sama seperti aku, orang-orang di sekitarku pun juga banyak bertanya-tanya mengapa lama sekali busway yang ditunggu-tunggu bisa sampai. Dan sekitar hampir satu jam, tibalah busway dengan rute yang biasa aku naiki tiba. Pas mau berangkat, sopirnya mengeluh dan sebal sambil berkata, "Bisa stress gua lama-lama kalo begini terus". Terus enggak lama ada salah satu penumpang bertanya kepada kenek busway, "Bang, kok lama banget nyampenya ya?". Terus si kenek busway nya bilang, "Iya Mbak, tadi kita habis kejebak macet. Tadi di depan Mall Kocas (Kota Casablanka) aja mau macet sejam Mbak. Terus juga dari Patra Kuningan mau ke Tebet juga bisa sejam lebih". Ya, setelah denegrin percakapan tadi aku jadi tau kenapa Sopir busway bisa sampe kesel gitu dan juga aku jadi tau juga kenapa busway di hari itu bisa lama banget sampenya.
Orang-orang nunggu hujan reda dulu buat balik ke rumah atau ke suatu tempat. Akibatnya, jalanan jadi ramai tak terkendali karena semua orang bersamaan keluar. Terus juga antrean busway atau kereta jadi membludak. Belum lagi pas di busway atau kereta harus berdesak-desakan biar bisa sampe ke tempat tujuan. Gila sih, hari itu aku ngeliat sendiri betapa chaos-nya jalanan di Ibukota. Aku juga bisa ngeliat setress-nya orang-orang yang ngerasain betapa melelahkannya perjalanan mereka. Bahkan baru kali ini aku juga bisa secapek ini sehabis berpergian dari luar. Jujur, hal ini buat aku jadi kapok buat menghabiskan waktu di luar lagi.
See, dampak dari adanya krisis iklim secara tak langsung tengah kita rasakan bukan. Enggak cuman dampak ekologi, tapi secara ekonomi, sosial, bahkan juga bisa berdampak sampai ke psikologi atau jiwa manusia. Orang-orang jadi banyak yang stress, capek, belum lagi ada yang ngerasa anxiety atau cemas ngeliat kondisi yang ada. Engggak nyangka ya guys ternyata dampak krisis iklim bisa separah ini. :(
"Terus harus gimana dong buat mencegah biar krisis iklim enggak makin parah?"
Setidaknya guys, kita masih belum terlambat untuk mengatasi ini sebelum keadaannya jadi makin lebih parah. Satu kata yang bisa menjadi jawaban untuk mencegah sebelum terlambat, "AKSI". Ya, perlu adanya aksi dari kita, sebagai manusia atau makhuk hidup yang menghuni bumi ini biar krisis iklim enggak makin parah. Sudah saatnya kini kita bersama-sama melawan kerusakan lingkungan yang terjadi di depan mata kita. Sekecil apapun aksi atau kontribusi yang kita lakukan, yakinlah guys ternyata membawa dampak atau kebaikan bagi kondisi lingkungan kita. Bayangin coba, kalo kita asumsikan ada satu orang yang memilih berpergian dengan transportasi umum bisa mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 50 kilogram per harinya. Gimana kalo ada 1000 orang yang memilih untuk melakukan hal yang sama, lebih banyak lagi bukan total emisi yang akan dikeluarkan? Beum lagi kalo kita mau melakukan hal kecil lainnya seperti menghemat penggunaan energi, dan menggunakan produk yang eco-friendly, atau se-simple membuang sampah pada tempatnya deh.
Yakinlah guys, kita enggak perlu jadi orang besar untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Karena bumi kita cuma perlu aksi nyata dari kita biar kondisi lingkungan kita enggak makin parah. Lewat aksi kecil yang kita lakukan secara bersamaan, ternyata membawa dampak yang cukup besar bagi kebaikan kita bersama. Nah tinggal kita nih yang memilih mau bergerak biar hidup kita tetap damai dan tenteram, atau memilih tetap diam dan berdamai dengan bencana yang terjadi di tengah kehidupan kita?!
Salam Lestari!!!
Comments
Post a Comment