Mau Sampai Kapan?
Mau sampai kapan? Membiasakan dirimu terus terbelakang. Membuang banyak waktu yang begitu berharga. Terus berdiam diri tanpa mau bergerak. Kalau begini terus bagaimana bisa kamu menggapai mimpi-mimpi besarmu. Gimana bisa berubah menjadi kenyataan kalo kamu sendiri gak melakukan perubahan. Karena perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Ayo bergerak. Kita juga perlu action. Mulai lakukan tindakan nyata. Karena semua mimpi itu bakalan jadi bunga tidur kalo cuma sekedar khayalan semata.
Mau sampai kapan? Membiasakan dirimu terus terikat pada harapan semu. Terjerumus hubungan tanpa ada kejelasan. Membiarkan luka terus datang menyayat. Kalau begini terus bagaimana bisa kamu merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan dimana akhirnya kamu bisa bersatu dengannya dalam ikatan cinta yang sah. Menjalankan hubungan tanpa takut adanya ketidakjelasan. Gimana bisa tercapai kalau kamu membiarkan dirimu terus berada dalam hubungan yang tak sehat. Membiarkan dirimu terus didatangi oleh luka yang datang menyayat. Kita harus bersikap tegas. Jangan mau dibawa kedalam hubungan yang kedepannya belum jelas.
Mau sampai kapan? Membiarkan dirimu terus bersedih? Saat yang diharapkan tak sesuai kenyataan. Merasa diri seolah-olah yang paling tersakiti. Kalau begini terus bagaimana bisa lekas pulih. Sayangnya kau terlalu mengasihi dirimu sendiri. Padahal di luar sana banyak yang tak seberuntung dirimu. Hingga akhirnya kau lupa untuk menyayangi dirimu sendiri, dan membiarkan dirimu terus berlarut dalam lautan kesedihan. Ayolah belajar untuk ikhlas. Belajar untuk menerima apa yang telah didatangkan kedalam kehidupanmu.
Mau sampai kapan? Membiasakan dirimu terus terkurung dalam amarah. Membiarkan dirimu mengeluarkan sumpah serapah. Yang padahal belum tentu dapat menyelesaikan masalah. Kalau begini terus bagaimana masalah dapat dipecah? Yang ada malah semakin besar dan terus bertambah. Selesaikan dengan kepala dingin. Bukankah setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara baik-baik? Lantas kenapa malah memperkeruh keadaan. Padahal masalah yang ada tidak serumit yang dibayangkan. Tapi justru kitanya saja yang membuat semuanya menjadi rumit.
Mau sampai kapan? Terus saling memaki dan menghujat. Seolah-olah merasa dirinyalah yang paling hebat. Lupa bahwa ada yang lebih hebat dari dirinya. Entah apa yang disombongkan dan patut dibanggakan. Merasa punya segala-galanya. Lupa diatas kita masih ada Sang Maha Kuasa. Ayolah kita cuma manusia biasa. Yang sangat jauh dari kata sempurna. Apalagi yang patut dibanggakan. Sadarilah karena kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta.
Mau sampai kapan? Saling menghina dan menghujat? Seolah-olah merasa dirinya lebih hebat dan kuat. Merasa seolah-olah yang paling benar dan tidak pernah berbuat salah. Tak mau mengintropeksi diri masing-masing dan tak ada yang mau mengalah. Sampai kapan mau begini terus? Kalau begini caranya kamu tak akan bisa memperbaiki kesalahan yang ada dalam dirimu sendiri. Ayolah bukannya orang yang mengakui kesalahannya adalah orang yang telah kalah. Bukan juga orang yang meminta maaf dan memaafkan orang yang lemah. Karena sesungguhnya orang yang berani ialah yang menyadari kesalahan dan kekurangannya.
Beberapa pertanyaan yang telah mengganggu sanubari hati kita. Semoga saja dengan beberapa pertanyaan yang mengganggu diri kita ini dapat menjadi pengingat bagi diri kita. Agar kita dapat merubah diri kita menjadi lebih baik kedepannya. Semangat terus untuk berbenah. Meskipun semua ini membuat kamu lelah. Tetap semangat dan jangan pernah berhenti untuk terus melangkah.😊
Comments
Post a Comment